Saturday, January 26, 2013

The Most Sophisticated Music in The World



Karawitan memiliki arti yang sangat luas yakni seni suara daerah baik vokal atau instrumental dengan beberapa alat musik tradisional yang biasa disebut gamelan. Gamelan, secara universal, terdiri dari kurang lebih dua puluh jenis instrumen. Bila dihitung secara keseluruhan dapat mencapai jumlah kurang lebih tujuh puluh lima buah, tergantung pada kebutuhan dengan rincian bahwa setiap instrumen terdiri dari dua buah untuk masing-masing laras terdiri dari chordophone (rebab, siter, celempung), xylophone (gambang), aerophone (suling) dan membranophone (kendang), bilahan (demung, saron, slenthem),  dan pencon (gong, bonang barung, bonang penerus, kenong, kethuk, kempyang, dan kempul). Secara khusus, kali ini akan dibahas lebih mendalam tentang karawitan Jawa.
Gamelan Jawa merupakan seperangkat alat musik yang menjadi salah satu objek penting dalam lingkup pembicaraan musik di antara ribuan alat musik lain yang terdapat di dunia. Gamelan Jawa sebagai pernyataan musikal ini sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan adalah seni suara yang menggunakan laras slendro dan pelog baik suara manusia atau suara instrumen gamelan. Pembagian gamelan menjadi laras slendro dan pelog adalah berdasarkan perbedaan nada/laras. Ciri khasnya terletak pada cengkok (tipe khusus suatu alunan nada-nada yang ada pada masing-masing gendhing). Persamaan antara keduanya antara lain dapat mengiringi satu tarian misalnya tari Golek Lambangsari. Perbedaan keduanya pada gerak lagu, irama atau ritme. Gendhing slendro lebih halus, luwes, menarik hati, irama mengalun lembut, penuh kewibawaan, dan ketenangan. Gendhing pelog gerak lagunya bergairah dan lebih gembira.
Seni gamelan Jawa mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia. Bagi masyarakat Jawa gamelan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Fungsi lainnya, gamelan jawa digunakan dalam tarian dan permainan; media pendidikan; terapi; mengorganisir kerja dan perang; dalam upacara dan ritual; penanda kelahiran, perkawinan dan kematian; merayakan panen dan penobatan; meneguhkan kepercayaan dan kegiatan tradisi. Ketertarikan para sarjana-pun menjadikan gamelan sebagai objek penelitian yang disebabkan oleh beberapa aspek keistimewaan yang terdapat di dalamnya. Beberapa keistimewaan gamelan Jawa terdapat pada aspek audio dan visualnya. Keistimewaan pada aspek audio meliputi: warna bunyi (tone colour), laras (scale system), embat (interval), dan pelayangan (sound wave), sedangkan keistimewaan pada aspek visualnya meliputi: bentuk, konstruksi, keindahan material yang dipakai, dan ornamennya. Keistimewaan pada kedua aspek dan dukungan kualitas pada aspek musikalnya mendorong masyarakat dunia untuk mengakui bahwa gamelan Jawa adalah ‘the most sophisticated music in the world’. Negara yang sudah maju dan mempunyai peluang untuk mempelajari musik dunia, misalnya: Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Eropa, Australia, dan beberapa negara lainnya telah menjadikan gamelan Jawa sebagai lambang status pada beberapa universitasnya.
Oleh karena itu, bila negara-negara di berbagai belahan dunia telah mengakui gamelan sebagai lambang status beberapa universitasnya, sudah saatnya kita, Negara Indonesia,  mengakui dengan bangga kebudayaan bangsa kita sendiri dan melestarikannya dengan penuh kesadaran melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan musik tradisional seperti bermain karawitan, jathilan, dan lain-lain sesuai bakat dan talenta yang kita miliki. Merdeka!!! (Sumber: http://www.wikipedia.com/karawitan)






Oleh : Ivana Beatrice Alberta  XI-IA4/38




Friday, January 25, 2013

Sejarah Musik Klasik



Kata musik berasal dari akar kata yunani "Muse", dalam mitolografi yunani dikenal bahwa muse adalah dewi-dewi yang menguasai nyanyian, puisi kesenian dan ilmu pengetahuan. Muse merupakan anak-anak Zeus (raja para dewa) dengan Mnemosyne (dewi ingatan).
Musik dalam Bahasa Inggris "music" adalah kata benda yang berarti susunan bunyi bunyian yang beraturan dan sedap didengar . Menurut istilah musik adalah bunyi yang dikeluarkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dihasilkan oleh individu yang berbeda berdasarkan sejarah, budaya, lokal dan selera seseorang
Musik adalah bagian dari budaya dan ekspresi manusia paling tinggi, musik memungkinkan seseorang mengalami keterhanyutandan keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dan agung.
Musik disebut Sangita dalam Bahasa Sansekerta yang melambangkan tiga subyek yaitu: menyanyi, memainkan dan menari, ketiganya digabungkan dalam setiap tindakan.
Musik merupakan bahasa yang universal, karena musik mampu dimengerti dan dipahami oleh setiap orang dari berbagai bangsa di belahan dunia. Bagi kita musik tentu saja bukan suatu yang baru, sengaja maupun tidak hari-hari kita selalu dihiasi dengan alunan musik, apalagi saat ini perkembangan teknologi dan industri radio serta televisi sangat pesat. Hal ini sebagai indikasi bahwa musik juga mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan kehidupan manusia.

Musik adalah produk budaya yang cukup tua, klasik, eksotis dan sarat dengan kepenuhan, di Mesir kurang lebih sekitar tahun 500 SM musik telah dikenal. Musik bahkan telah menjadi sesuatu yang istimewa, yang tidak hanya sebagai sesuatu yang mampu menghibur perasaan melainkan telah dihayati sebagai tradisi luhur yang mengepresikan unsur-unsur transendental. Ini terlihat ketika musik menjadi hal wajib dalam berbagai upacara dan ritual keagamaan masyarakat sepanjang sungai nil.
Pada tahun 676 SM, ketika seni musik makin berkembang serta diminati banyak kalangan, mulai dari masyarakat biasa ataupun mereka para aristokrat, seorang pelajar bernama Tarpender berhasil membuat satu temuan susunan tangga nada. Tarpender adalah orang yunani yang hidup di Lebos antara tahun 1100-500 SM. Pada periode ini Tarpender berhasil menemukan empat nada dasar dan menyusun dalam susunan yang harmonis. Karya ini kerap dikenal dengan istilah "Tetrachord" yakni musik dengan susunan empat tangga nada. Dari empat tangga nada yang ditemukan Tarpender inilah, pada tahap selanjutnya berkembang menjadi tujuh tangga nada yaitu: do, re, mi, fa, so, la, si, do (Pier,1991:23).
Musik klasik adalah musik yang lahir dari budaya eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik klasik digolongkan menjadi periodisasi tertentu, berikut perkembangan musik :

1. Notasi Gregorian tahun 590
Pada zaman ini musik lahir pada tahun 590 yang dimulai dengan penemuan notasi oleh Paus Gregorius Agung sehingga disebut notasi Gregorian. Notasi ini memakai empat garis sebagai balok not, tetapi belum ada rotasi iramanya sehingga hitungan berdasarkan perasan penyanyi.
2. Musik Organum 1150-1400
Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama atau disebut dengan "Anum". Nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf. Suara tinggi terbentuk dari anak-anak atau wanita dan suara rendah dari laki-laki.
3. Musik Discant 1400-1600
Pada masa ini dirasakan ternyata tidak semua bisa mengikuti nada tinggi atau nada rendah, oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang lebih kuat atau lebih rendah mengikuti melodi kuart tinggi maupun kuart rendah dan musik yang demikian ini disebut musik Diafoni (Dia: dua, Foni: suara).
4. Basso Ostinato tahun 1600
Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau bass yang bergerak dengan pola yang sama, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain secara bersama.
5. Musik Polifoni Era Barok (1600-1750)
Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, tetapi dengan arah yang berlawanan. Komponis Geovani Perluigi Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, Dia menyususun teori mengenai musik melodi banyak (Polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus-point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (Counter), disinilah lahir teori kontrapung. Palestrina menyusun buku yang pertama tentang teori kontrapung ini. Johan Sebastian bach (1685-1750) adalah salah satu musik polifoni dengan teknik kontrapung yang sangat tinggi. Karena disusun seperti Matematika. Hampir semua komponis era barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapung, misal George Frederic Handle (1685-1759 dari Inggris), Antonio Vivaldi (1678-1741 dari Italia), George philipp Telemann, Arcangelo Corelli, Henry Purcell, Domenico Scarlatti, Jean-philippe Remeau (Perancis), Correlio (Italia), dll.
6. Musik Homofon Era Klasik (1750-1825)
Selanjutnya pada era klasik (1750-1825) ditemukan Susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), sehingga berkembang empat suara atau lebih. Musik yang demikian disebut musik homofoni, sehingga kontrapung menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
7. Musik Klasik Era Romantika (1820-1910)
Hampir tidak ada perubahan dalam kontrapung dan harmoni secara fundamental. Namun ada kemajuan dalam orkestrasi lengkap (dengan penemuan alat musik) Era romantika adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.
8. Musik Klasik Modern (1910-sekarang)
Pada masa musik klasik ini, karya yang paling tekenal berada pada abad ke-20 yakni: kitaro, Ricart Clayderman, Yanni dan Enya. Terdapat berbagai Aliran musik yang berkembang yaitu: Musik klasik, musik rock, Musik tradisional dan musik keagamaan. Dalam proses pembelajaran musik yang digunakan adalah musik klasik karena musik klasik bersifat universal dan telah dilakukan berbagai penelitian yang membuktikan bahwa musik klasik bermanfaat bagi perkembangan otak manusia, dan musik klasik tidak mengandung kata-kata sehingga tidak akan terjadi interferensi auditori




Edwin Murtejo XI IA-4/11
 

Manfaat Mendengarkan Musik Klasik

Nah teman-teman, musik klasik ternyata bukan musik biasa lo.. Musik ini ternyata dapat mencerdaskan otak bayi! Bagaimana bisa? Hal ini telah dibuktikan oleh para ilmuwan dengan melakukan percobaan pada dua tikus hamil (mengapa tikus? karena tikus mempunyai anatomi yang sama dengan manusia) salah satu tikus ini diperdengarkan musik klasik dan satunya lagi diperdengarkan berbagai macam jenis musik. Akhirnya selama dua bulan kemudian, tikus tersebut melahirkan, ketika anak-anak tersebut sudah berkembang, para ilmuwan mengadakan lomba terhadap kedua anak tikus tersebut. Lomba lari ini pada garis final diletakan keju, kedua anak tikus pun berlari dan lihat! Sang anak tikus yang diperdengarkan musik klasik lari dengar koordinasi tubuh yang bagus, lurus. Sedangkan si anak tikus yang satu memiliki kerja tubuh yang jelek. Oleh karena itulah, musik klasik baik bagi perkembangan otak. Oh ya, bagi para remaja sewaktu belajar bisa sambil mendengarkan musik klasik juga, karena sebenarnya ada hubungan yang tak terpecahkan sampai sekarang antara musik dan perkembangan otak.


Stefanny Eka Santoso   XI-IA4/21

Asrinya Sinluiku

         Seperti yang kita ketahui, sekolah kami SMAK St. Louis 1 telah menjadi sekolah yang hijau karena hampir diseluruh tempat-tempat di sekolah kami ini selalu ada tanaman-tanaman yang indah, baik gerbang depan, pintu belakang, bagian pohon cinta, dan lapangan sekolah. Semua dipenuhi oleh tumbuhan.

 Apalagi hal terbaru yang sedang digarap oleh sekolah adalah green house. Green house adalah rumah yang terbuat dari kaca dan diisi dengan tanaman-tanaman didalamnya. Mungkin green house ini belum jadi seratus persen, karena masih ada sedikit yang perlu dipoles. Saya sebagai murid St.Louis juga sangat bangga karena memiliki green house yang belum tentu dimiliki oleh sekolah lain.
Beberapa bulan yang lalu sekolah kami juga mengikuti lomba Surabaya ECO School yang diadakan walikota Surabaya. Lalu sekolah kami mengikuti lomba Surabaya hijau. Dimana kita akan memoles sekolah kita menjadi sekolah yang hijau dan asri. Banyak upaya yang kita lakukan lhoo. Akibat lomba itu pun sekolah kita menjadi lebih indah dan asri. Setiap masuk sekolah seperti masuk ke taman karena banyak sekali macam tanamannya.
Selain mengikuti lomba Surabaya ECO School, beberapa bulan yang lalu kami sudah memulai membiasakan memilah sampah dimana tahun sebelumnya kami belum pernah memulainya. Dari sampah plastik, sampah basah, dan sampah kertas. Jadi sekolah menyediakan tiga bak sampah dimana kita harus membuang sampah pada tempatnya. Hal ini juga membantu kami untuk sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan sekolah. Karena kalau sekolah kita kotor pun, kita menjadi tidak nyaman dalam proses belajar mengajar kan J .
Perubahan yang terjadi setelah kita menerapkan semua kegiatan yang disebutkan diatas tadi, seperti membuat green house, mengikuti lomba Surabaya ECO School, dan memilah sampah yang benar sangat banyak sekali lhoo. Sekolah kita menjadi asri dan indah, setiap kami merasa pusing pada semua pelajaran di IPA ini akan hilang ketika mata kita dimanjakan oleh pemandangan hijau ini. Kami juga menjadi sadar diri akan pentingnya sebuah kebersihan sekolah. Perubahan-perubahan positif inilah yang harus tetap kita pertahankan agar sekolah kita tetap menjadi sekolah yang terbaik.










Tania Chandra Hartono     XI-IA4/19