Karawitan memiliki arti yang sangat luas yakni seni
suara daerah
baik vokal atau instrumental dengan
beberapa alat musik tradisional yang biasa disebut gamelan. Gamelan, secara
universal, terdiri dari kurang lebih dua puluh jenis instrumen. Bila dihitung
secara keseluruhan dapat mencapai jumlah kurang lebih tujuh puluh lima buah,
tergantung pada kebutuhan dengan rincian bahwa setiap instrumen terdiri dari
dua buah untuk masing-masing laras terdiri dari chordophone (rebab, siter,
celempung), xylophone (gambang), aerophone (suling) dan membranophone (kendang),
bilahan (demung, saron, slenthem), dan
pencon (gong, bonang barung, bonang penerus, kenong, kethuk, kempyang, dan
kempul). Secara khusus, kali ini akan dibahas lebih mendalam tentang karawitan
Jawa.
Gamelan Jawa merupakan seperangkat alat musik yang menjadi salah
satu objek penting dalam lingkup pembicaraan musik di antara ribuan alat musik
lain yang terdapat di dunia. Gamelan Jawa sebagai pernyataan
musikal ini sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan adalah seni
suara yang menggunakan laras slendro dan pelog baik suara manusia atau suara
instrumen gamelan. Pembagian gamelan menjadi laras slendro dan pelog adalah
berdasarkan perbedaan nada/laras. Ciri khasnya terletak pada cengkok (tipe
khusus suatu alunan nada-nada yang ada pada masing-masing gendhing). Persamaan
antara keduanya antara lain dapat mengiringi satu tarian misalnya tari Golek
Lambangsari. Perbedaan keduanya pada gerak lagu, irama atau ritme. Gendhing
slendro lebih halus, luwes, menarik hati, irama mengalun lembut, penuh
kewibawaan, dan ketenangan. Gendhing pelog gerak lagunya bergairah dan lebih
gembira.
Seni gamelan Jawa mengandung nilai-nilai
historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia. Bagi masyarakat Jawa gamelan
mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan
spiritual. Fungsi lainnya, gamelan jawa digunakan dalam tarian dan
permainan; media pendidikan; terapi; mengorganisir kerja dan perang; dalam
upacara dan ritual; penanda kelahiran, perkawinan dan kematian; merayakan panen
dan penobatan; meneguhkan kepercayaan dan kegiatan tradisi. Ketertarikan para sarjana-pun
menjadikan gamelan sebagai objek penelitian yang disebabkan oleh beberapa aspek
keistimewaan yang terdapat di dalamnya. Beberapa keistimewaan gamelan Jawa
terdapat pada aspek audio dan visualnya. Keistimewaan pada aspek audio
meliputi: warna bunyi (tone colour), laras (scale system), embat (interval),
dan pelayangan (sound wave), sedangkan keistimewaan pada aspek visualnya
meliputi: bentuk, konstruksi, keindahan material yang dipakai, dan ornamennya. Keistimewaan
pada kedua aspek dan dukungan kualitas pada aspek musikalnya mendorong
masyarakat dunia untuk mengakui bahwa gamelan Jawa adalah ‘the most
sophisticated music in the world’. Negara yang sudah maju dan mempunyai peluang
untuk mempelajari musik dunia, misalnya: Amerika Serikat, Kanada, Jepang,
Eropa, Australia, dan beberapa negara lainnya telah menjadikan gamelan Jawa
sebagai lambang status pada beberapa universitasnya.
Oleh karena itu, bila negara-negara di
berbagai belahan dunia telah mengakui gamelan sebagai lambang status beberapa
universitasnya, sudah saatnya kita, Negara Indonesia, mengakui dengan bangga kebudayaan bangsa kita
sendiri dan melestarikannya dengan penuh kesadaran melalui berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan musik tradisional seperti bermain karawitan, jathilan,
dan lain-lain sesuai bakat dan talenta yang kita miliki. Merdeka!!! (Sumber: http://www.wikipedia.com/karawitan)
Oleh : Ivana
Beatrice Alberta XI-IA4/38
No comments:
Post a Comment